Aduh anak ini ... Apa mentang-mentang cantik dan punya duit untuk bayar bakso? Tidak tahu dia siapa tukang bakso ini. Di kampungnya, ia sangat dihormati. Malah, ia sering diminta berceramah di mesjid. Dan, kalaupun tukang bakso ini bukan siapa-siapa, bukankah lebih terpuji kalau bersikap hormat, setidaknya jangan kasar lah."Pak, baksone loro! Sing pedes." (pakai bahasa Jawa yang biasa digunakan antar teman: Pak dua bakso. Pedas)
"Ngagem cambah lan kupat?" tanya si penjual bakso pakai bahasa Jawa halus yang biasa digunakan untuk orang yang dihormati ("pakai tauge dan ketupat?").
"Ora. Cepet ya pak." Dia masih menggunakan bahasa Jawa yang tidak halus. Malah nada suaranya terdengar kasar.

CERMIN YANG MENYAKITKAN
tapi cermin tetap cermin, tidak pernah berbohong. Kendati gambarnya tidak bagus, jangan dibuang. Itu gambarku sendiri. Kalau cerminnya sampai hilang, bagaimana nantinya aku dapat mengenali wajahku sendiri?